Praktik Sederhana Dimasa Pandemi CoViD 19

Di masa pandemik COVID-19 ini, pembelajaran di sekolah mengalami perubahan yang signifikan. Adanya penyebaran virus COVID-19 ternyata tidak hanya berdampak pada bidang ekonomi saja tetapi juga berdampak pada bidang pendidikan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan membuat kebijakan agar peserta didik untuk Learning From Home (LFH) dalam rangka memutus mata rantai penyebaran virus COVID-19. 

Ada banyak aplikasi yang dapat digunakan dalam rangka pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh atau Learning From Home seperti Edmodo, Zoom, Google Clasroom, Google Meeting, Webex Meeting, Microsoft 365 dan lain-lain. Namun dengan memperhatikan segala kesiapan fasilitas terutama yang dimiliki oleh peserta didik Learning From Home (LFH) yang di kembangkan di SMP Negeri 2 Bokat dilakukan secara kombinasi, yaitu pembelajaran melalui tugas dan modul yang kemudian di lanjutkan dengan bimbingan jarak jauh melalui aplikasi WhatsApp dan Facebook Messenger bagi yang memiliki Smartphone dan Kunjungan Rumah bagi yang tidak memiliki perangkat.

Chating grup WhatsApp dan Facebook Messenger digunakan untuk komunikasi dengan siswa di kelas tertentu yang berkaitan dengan bentuk tugas yang diberikan, pelaksanaan mengerjakan tugas, cara pengumpulan tugas, waktu pengumpulan tugas, sarana mengumpulkan tugas dan sharing kesulitan/ kendala yang dihadapi siswa dalam mengerjakan tugas. Dan juga sharing dengan guru lain tentang tugas-tugas apa yang harus diberikan, serta komunikasi dengan orang tua/wali siswa yang berkaitan dengan penugasan siswa.

Pelaksanaan pembelajaran jarak jauh dengan metode kombinasi daring dan luring ini bertujuan agar peserta didik tetap mendapatkan haknya untuk tetap belajar meskipun berada pada kondisi sulit sekalipun

Adapun kendala yang di hadapi adalah respon beberapa siswa dapat dikatakan lambat dalam mengerjakan dan mengumpulkan tugas karena beberapa faktor diantaranya

Adanya beberapa siswa yang tidak memiliki smartphone sehingga guru kesulitan berkomunikasi dengan siswa dalam pembelajaran jarak jauh baik dalam memberikan tugas ataupun materi. Sinyal kurang bagus atau tidak memiliki kuota yang dikeluhkan beberapa siswa, sehingga terlambatnya siswa dalam mengumpulkan tugas. Lingkungan yang kurang mendukung sehingga banyak yang menganggap sebagai libur sehingga beberapa peserta didik yang sibuk membantu orang tua berkebun di gunung sehingga tidak memiliki kesempatan mengerjakan tugas yang diberikan. 

Untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi agar setiap siswa memiliki kesempatan yang sama dalam mengikuti proses pembelajaran jarak jauh, maka harus ada solusi/penyelesaian setiap kendala yang dihadapi siswa. Bagi siswa yang tidak memiliki smartphone solusinya dengan mendata nama siswa dan alamat rumahnya untuk kemudian dilakukan kunjungan ke rumah dalam rangka memberikan bimbingan secara berkala dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan selama pandemi. Pada saat kunjungan ini pula diberikan pengertian kepada orang tua tentang kewajiban yang harus diselesaikan oleh peserta didik selama Learning From Home. Bagi siswa yang mengalami kendala sinyal atau tidak memiliki kuota, ada dispensasi waktu pengumpulan tugas, artinya boleh terlambat yang penting mengumpulkan tugas.

Adapun hasil yang dicapai dilihat dari antusias siswa dalam mengumpulkan tugas cukup memuaskan, karena hampir 70% siswa menyelesaikan dan mengumpulkan tugas, walaupun tidak semua siswa mengumpulkan dengan tepat waktu sesuai batas waktu yang ditentukan. Yang sangat mengherankan ada beberapa siswa pada saat pembelajaran tatap muka jarang mengerjakan dan mengumpulkan tugas tetapi pada saat pembelajaran jarak jauh melalui aplikasi justru sangat antusias dalam mengerjakan tugas dan mengumpulkan tugas lebih awal dari waktu yang ditentukan. Mungkin ada peran keluarga/orang tua yang selalu memantau anak- anaknya dalam mengerjakan tugas.

Pada pembelajaran jarak jauh yang menjadi prioritas adalah respon siswa dalam menyelesaikan dan mengumpulkan tugas, bukan hasilnya karena siswa harus belajar sendiri kemudian menyelesaikan tugas walaupun mungkin ada peran serta orang tua/ keluarga tetapi belum tentu orang tua juga memahami setiap tugas- tugas yang diberikan guru.

Intinya adalah bagaimana kita tetap harus berbuat dan bagaimana siswa harus tetap menerima haknya untuk belajar. Berbuat sederhana itu baik. Apa yang kita pikir baik, kerjakanlah. Jika dalam mengerjakan kita merasa itu baik, maka lanjutkanlah. Karena tiap kebaikan yang kita lakukan, pasti akan kembali kepada kita dengan cara yang sama, atau bahkan lebih, meskipun yang kita lakukan hanya sederhana.

0 Comments:

Posting Komentar